Foto ilustrasi http://spirit.web.id |
Pada era globalisasi kita sering disuguhkan dengan wanita-wanita yang mengatasnamakan trendi kemudian tanpa rasa malu menjadikan wajahnya sebagai konsumsi publik. Sosial media menjadi ajang pamer kecantikan yang sejatinya merupakan sesuatu yang harus di jaga. Bahkan, tidak sedikit mereka yang mengumbar kecantikannya dengan niat menarik perhatian lawan jenisnya. Apalagi Hanya sekedar untuk mendapatkan like dan komentar pujian teman teman mereka di sosial media.
Perempuan pada zaman Rasulullah SAW dulu begitu rapi dan teguh dalam menjaga kehormatan mereka sebagai seorang wanita. Bahkan Aisyah pun dalam sebuah riwayat ketika menyampaikan sebuah hadits beliau berada di balik tabir (min waro’il hijab). Namun, realitas yang terjadi saat ini mayoritas wanita seakan mengumbar kehormatan mereka atas nama kebebasan. Maka, tidak heran jika begitu banyak kasus pemerkosaan yang terjadi akhir-akhir ini.
Islam sendiri mengajarkan wanita untuk menghindari perilaku Tabarruj. Tabarruj secara bahasa ialah mempertontonkan kecantikan, wajah dan segala perhiasannya kepada laki-laki yang bukan mahrom, serta segala hal yang dapat membangkitkan syahwat para lelaki, termasuk berjalan dengan sombong dan bergaya indah.
Sementara secara istilah, tabarruj ialah mempertontonkan hal yang diharamkan Allah, yaitu mempertontonkan perhiasan dan kecantikannya. Ada yang mengatakan bahwa tabarruj ialah bersolek dan mempercantik diri dengan maksud untuk dipertontonkan kepada laki-laki yang bukan mahromnya. Bahkan jilbab yang merupakan syariat Islam dalam menutup aurat seringkali di buat model yang sejatinya merupakan bentuk dari tabarruj.
Umaimah binti Rafiqah pernah datang kepada Rasulullah untuk dibai’at, Nabi bersabda: “Aku ambil janji setiamu untuk tidak berbuat syirik kepada Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anakmu sendiri, tidak berbuat dusta yang kau ada-adakan di antara kedua tangan dan kakimu, tidak meratapi mayit, dan tidak tabarruj seperti orang jahiliyah dahulu.” (H.R. Ahmad).
Ada hal menarik yang perlu kita cermati dari hadits tentang pelarangan tabarruj di atas. Bahwa Rasulullah SAW telah melarang seorang wanita untuk tidak melakukan tabarruj ketika seorang wanita tersebut baru saja mengikat janji suci kepada Rasulullah (masuk Islam). Artinya bahaya dan larangan tabarruj kepada wanita merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui kaum Hawa, karena Rasulullah sendiri telah memberitahukan hal demikian kepada wanita yang baru saja masuk Islam.
kedua, bahwa tabarruj ini merupakan pekerjaan yang telah dilakukan oleh wanita-wanita bangsa jahiliyah, yang sesungguhnya Muhammad diutus menjadi Nabi dan Rasul untuk menghapus segala jenis kejahiliyahan yang pernah ada. Lalu, mengapa di era sekarang hal yang telah dihapus oleh Rasulullah begitu marak untuk dimunculkan kembali? Na’udzubillah.
Di lain hadits, disebutkan bahwa wanita yang melakukan tabarruj adalah termasuk golongan yang nantinya akan dimasukkan ke dalam neraka. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
"Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor kerbau. Mereka memukul dengan cambuk itu dan wanita yang berpakaian tapi (hakikatnya) telanjang. Mereka berjalan berlenggak-lenggok. Kepala mereka layaknya punuk unta yang panjang lagi condong. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium baunya. Padahal bau wangi surga itu dapat tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (H.R. Muslim).
Begitu mudah kita jumpai saat ini wanita yang telah Rasul gambarkan di atas. Mereka seakan enggan dan tidak peduli terhadap peringatan tersebut. Apalagi kemajuan teknologi yang begitu mudah dijangkau semua kalangan seakan memberikan fasilitas bagi mereka untuk mempermudah memasuki neraka.
Di lain hadits bahkan disebutkan bahwa wanita yang memakai wangi-wangian (parfum) dengan tujuan menarik perhatian disejajarkan dengan seorang wanita yang telah berzina. Di dalam hadits riwayat An-Nasa’i: “Wanita mana pun yang memakai wangi-wangian (parfum) kemudian keluar ke suatu kaum dengan tujuan agar mereka mencium bau wangiannya maka ia telah berzina.” (H.R. An-Nasa’i).
Maka, jagalah keluarga kita agar senantiasa terhindar dari bahaya tabarruj yang sejatinya itu merupakan perbuatan jahiliyyah. Jangan sampai kita atau keluarga kita termasuk orang yang kelak akan dimasukkan ke dalam neraka karena tidak memahmi dari larangan tabarruj ini. (Ali Muhtadin)
0 comments:
Post a Comment