Foto ilustrasi http://www.desk7.net |
Moslemzone.com - Berbicara terkait kesetaraan gender, Peneliti INSISTS Dr. Henri Shalahudin menyatakan bahwa dalam Islam tidak memandang masalah tersebut sebagai kesetaraan, melainkan keserasian. Hal itu disampaikan di gedung Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII) Jakarta Pusat, Sabtu (26/11/16) siang.
“Kesetaraan gender dalam islam itu lebih tepat di maknai dengan keserasian gender. Serasi tidak menuntut persamaan,” ungkapnya kepada Moslemzone.com di sela-sela acara Sekolah Sejarah & Peradaban Islam (SSPI).
Perbedaan fisik, dinilai Henri bahwa hal demikian juga terdapat perbedaan akal.
“Beda jenis kelamin jelas fisiknya juga berbeda, komposisi akalnya juga berbeda,” ujarnya.
Henri juga membahtah bahwa perempuan itu tidak lebih bodoh dari laki-laki.
“Jangan diartikan perempuan itu lebih bodoh, tidak. Stabilitas otak laki-laki dengan perempuan itu juga tidak bisa disamakan,” tegasnya.
Membantah hal tersebut, Henri menyampaikan bahwa seorang ibu lebih dulu bangun tidur lebih dulu dibandingkan seorang ayah dalam mengurus balita.
“Makanya ibu-ibu dalam rumah tangga itu sering kali bangun duluan ketika punya balita, jarang bapak dulu. Anaknya gelisah saja ibunya akan tahu,” katanya.
Maka dari itu Henri menilai bahwa seorang perempuan mempunya profesi yang lebih tepat.
“Seseorang yang terlahir sebagai perempuan itu ada profesi-profesi yang pas yang untuk ditangani. Ada etika-etikanya,” tandasnya.
Kesetaraan tersebut tidak dinilai oleh Henri sebagai kesetaraan ala feminis yang lebih kepada persaingan antagonis.
“Jadi bukan seperti kesetaraan ala feminis yang lebih kepada persaingan antagonis. Laki-laki dapat peluang apa dia harus (dapat) juga,” tutupnya. (Ali Muhtadin)
0 comments:
Post a Comment