ads top

Sebab-sebab Kehancuran Ummat

Foto ilustrasi www.kingofwallpapers.com
Oleh: Izzuddin Al-Qosam Bahalwan (Mahasiswa Lipia Jakarta)

Di era modern ini umat islam dihadapkan dengan berbagai masalah baik dari dalam diri kaum muslimin itu sendiri maupun serangan dari luar Islam, sejatinya masalah memang tak akan pernah hilang di dalam suatu peradaban, akan tetapi yang perlu dipandang adalah seberapa besar efek masalah tersebut dalam menggerogoti kemajuan sebuah peradaban dan menghancurkan umat yang hidup didalamnya, berikut beberapa sebab yang dapat menghancurkan umat :

1. Madzhabisme (Fanatik golongan)

Penyakit yang satu ini memang tak pernah hilang di setiap peradaban, pada masa keemasan Islampun fanatik golongan merupakan penyakit yang dapat memalingkan niat dan tujuan umat dalam memajukan peradaban Islam, Allah dalam firmannya telah memberikan keterangan tentang pemecah belah agama dan menjadikannya beberapa golongan:

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama(Islam); sesuai fitrah  Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.(Itulah) Agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakan salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang yang memecah belh agama merekadan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka" (QS. Ar-Rum: 30-32)

2. Hilangnya peran Ulama


Ulama merupakan dokter bagi para penderita penyakit hati, nasihat serta fatwanya mempengaruhi karakter masyarakat karena mereka dianggap sebagai panutan dalam menjalani kehidupan demi kebaikan dunia dan akhirat.


Di saat ulama telah hilang perannya dan berubah niatnya dari pembentuk generasi dengan niat ikhlash karena Allah menjadi pengemis dunia dan takut akan kehilangan pengikutnya, maka moral masyarakat akan rusak disebabkan keburukan perilaku dan kotornya niat Ulama tersebut.

Allah Ta'ala telah memberikan peringatan kepada para da’i agar jangan sampai sembarangan menyampaikan kalamullah apalagi menjualnya demi kepentingan pribadi, Allah Ta'ala berfirman:

“Dan berimanlah kepada  apa(Al-Qur’an) yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa(Taurat) yang ada pada kamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah, dan bertakwalah hanya kepada- Ku" (QS. Al-Baqarah: 41)”

3. Hancurnya moral penguasa


Salah satu yang mepengaruhi kemunduran sebuah peradaban adalah hancurnya moral penguasa, saat penguasa memanfaatkan kekuasaannya untuk menindas dan berlaku tidak adil kepada rakyatnya, maka kekacauan akan terjadi di tengah masyarakat tersebut.


Sebagai contoh dalam sejarah perjalanan Islam didapati satu kisah seorang penguasa yang memiliki sebuah burung bernama Balqa’, penguasa tersebut sangat mencintai burungnya hingga suatu hari hilanglah burung itu dan datang seorang membawa sekarung tulang belulang serta rambut-rambut wanita, dan dihadapkanlah kepada penguasa tersebut seraya memberi tahu terjadinya pembantaian orang Islam, saat penguasa tersebut melihat bawaan seorang itu maka ia berkata “Biarkan aku mencari Balqa’ku yang hilang”, peristiwa tersebut terjadi saat pra perang salib sehingga kehancuranlah yang terjadi sebelum pada akhirnya umat Islam menang telak melawan tentara salib.


4. Serangan dari luar Islam



Orang kafir dan munafiq tak ada hentinya berusaha untuk melemahkan kaum muslimin, hancurnya sebuah peradaban tak pernah lepas dari intervensi orang kafir dan munafiq dalam menghancurkan umat Islam.


Sejarah telah mencatat bagaimana permusuhan penganut Syi’ah bathiniyah dalam memecah belah umat pada saat sebelum dan terjadinya perang salib, dan dalam Al-Qur’an pun banyak ayat yang menyebutkan permusuhan orang Kafir kepada Islam, dan mereka tidak akan pernah ridho sampai umat Islam masuk kedalam agama mereka, Allah Ta'ala berfirman:

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridho kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka” (QS. Al-Baqarah:120).

Bagikan! Bagikan! Bagikan! Bagikan!

About Redaksi

0 comments:

Post a Comment