Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari lahir pada tahun 224 H, dan
wafat pada tahun 310 H. Beliau Hidup kurang lebih selama 86 tahun. Abu Muhammad
Abdullah bin Ahmad bin Ja’far Al-Farghawi, salah satu murid Ibnu Jarir
menyebutkan dalam kitabnya yang terkenal dengan sebutan kitab Ash-Shihah,
yakni kitab yang menjelaskan cakupan kitab-kitab sejarah yang ditulis Ibnu
Jarir, “Ada sebagian dari murid-murid Ibnu Jarir yang mencoba merangkum apa
yang ditulis oleh Ibnu Jarir semenjak usia baligh hingga beliau wafat pada usia
86 tahun, kemudian membagi-bagi hitungan lembar semua tulisan itu. Akhirnya diketahui,
bahwa setiap harinya beliau menulis sebanyak 14 lembar. Ini sebuah pencapaian
yang hanya dapat dilakukan oleh manusia yang memiliki perhatian besar terhadap
Allah, Yang Maha Pencipta.”
Jika kita kurangi usia beliau sebelum baligh, dan taruhlah
sekitar 14 tahun, berarti yang tersisa dari usia beliau adalah 72 tahun, dengan
setiap hari menyusun 14 lembar tulisan. Kalau ditotal jumlah hari selama 72
tahun, dan kita hitung setiap hari beliau menyelesaikan 14 lembar, maka total
jumlah karya tulis Ibnu Jarir diperkirakan sekitar 358.000 lembar. Sungguh sangat
luar biasa sekali.
"Kalau ditotal jumlah hari selama 72 tahun, dan kita hitung setiap hari beliau menyelesaikan 14 lembar, maka total jumlah karya tulis Ibnu Jarir diperkirakan sekitar 358.000 lembar. Sungguh sangat luar biasa sekali."
Para ulama’ menghitung masing-masing dari kitab tarikh dan
tafsir beliau yang berjumlah 3.000 lembar. Kedua kitab itu totalnya berjumlah
kurang lebih 7.000 hingga 8.000 lembar. Dalam kondisi tercetak, kitab tarikh
beliau hadir dalam 11 jilid besar. Masing-masing dari satu jilid buku itu
sebenarnya berasal dari beberapa jilid yang dirangkum menjadi satu.
Maka silahkan hitung kitab-kitab beliau yang lain, yakni
351.000 lembar, untuk mengetahui seberapa kolosalnya hasil dari imam besar yang
satu ini, yang dalam masalah kapasitas keilmuannya setara dengan sebuah
perpustkaan besar, dengan berbagai disiplin ilmu didalamnya.
Banyaknya hasil karya-karya beliau setara dengan sebuah
penerbitan buku. Padahal semua itu merupakan hasil jerih payah dan karya cipta
satu orang saja, dengan penanya sendiri, yang ditulis diatas kertas yang beliau
miliki sendiri.
Dengan itu, Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari telah mengeksplorasi
pikiran serta ilmu yang ia miliki, ibarat curahan madu murni dan keju yang
turut mengundang selera. Semua itu tak mungkin beliau lakukan, jika beliau
tidak mampu membagi waktunya, dan tidak mengetahui bagaimana cara mengisi
waktu-waktu dalam hidupnya dengan berbagai pelajaran yang dituangkan dalam
penyusunan karya-karya ilmiahnya. (zh)
0 comments:
Post a Comment