ads top

Perang Suriah: Pelanggaran gencatan senjata Ghouta Timur membunuh empat orang.

Serangan di Ghouta Timur, Suriah. Sumber: bbc.com 
(Moslemzone.com) Warga di pinggiran kota Damaskus yang terisolir mengatakan bahwa jet pemerintah Suriah terus menyerang di beberapa daerah, meski gencatan senjata sudah diberlakukan.

Sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Juru bicara Pertahanan Sipil Suriah, Mahmoud Adam menjelaskan bahwa sedikitnya terdapat empat warga sipil tewas dalam sebuah serangan saat terjadi gencatan senjata di Ghouta Timur Suriah. 

Pasukan pemerintah Suriah melancarkan serangan baru di daerah pinggiran Damaskus dengan menggunakan serangan udara di kota Douma dan Harasta pada hari Selasa (27/2/18). 

Di Douma, salah satu kota utama Ghouta Timur, terdapat empat orang termasuk salah satunya seorang wanita yang tewas dalam serangan tersebut. Aktivis lokal, Adam al-Ahmed, mengatakan bahwa serangan tersebut dimulai pada hari Selasa pukul 9.30, tepat setengah jam setelah terjadinya gencatan senjata yang disepakati.

Gencatan senjata tersebut dimaksudkan agar warga sipil mengungsi dari daerah para front pejuang yang sudah di serang sejak 18 Februari 2018.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan gencatan senjata pada hari Selasa dari pukul 09:00 sampai 14:00, saat serangan udara dan operasi darat menewaskan lebih dari 550 warga sipil dalam delapan hari terakhir.

menurut koordinator Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR)Adam Al-Ahmed,  Rusia tidak memberikan jaminan atau "pihak ketiga yang terpercaya" dalam membantu mengevakuasi korban yang terluka dari daerah tersebut.

"Bagaimana orang bisa mempercayai Rusia - orang yang sama mengebom kita - dengan membantu evakuasi yang aman dari yang terluka?" ungkapnya. Ia kemudian menambahkan bahwa terdapat kontradiksi besar pemboman di pinggiran kota Damaskus, yang menampung sekitar 400.000 warga korban perang paling kuat di Suriah selama tujuh tahun terakhir.

Ia melanjutkan, "Apa yang terjadi pagi ini adalah pelanggaran yang jelas dari sebuah propaganda gencatan senjata," kata al-Ahmed.

Situasi kemanusiaan di pinggiran kota telah memburuk yang mengakibatkan kecaman internasional semakin meluas. Sekretaris Jenderal PBB menggambarkan bahwa situasi di daerah tersebut sebagai "neraka di bumi".

Pertahan Sipil Suriah memberikan informasi bahwa telah terjadi sebuah serangan kimia yang dicurigai telah membunuh salah seorang anak kecil. Serangan gas klorin tersebut dilaporkan menewaskan sedikitnya 18 orang saat menabrak kota al-Shifaniyah di Ghinka Timur yang dekat dengan garis depan, di mana para pejuang sipil melawan tentara Suriah telah mencoba masuk ke daerah yang terkepung sejak hari Minggu.

Nour Othman, seorang wartawan lokal di Douma, mengatakan bahwa pesawat tempur juga menyerang daerah al-Marj pada hari Selasa pagi, sebuah kota di dekat pinggiran kota Douma." Puluhan orang telah terluka," katanya. Dan di kota Misraba, setidaknya tujuh orang telah terluka akibat serangan rudal. 

Othman menambahkan."Fasilitas medis dalam keadaan kacau - entah karena penembakan atau karena banyaknya korban luka yang dirawat," jelasnya.

Tidak ada koridor aman dalam gencatan senjata tersebut, padahal seharusnya gencatan senjata mampu membentuk daerah yang aman dalam memfasilitasi proses evakuasi, namun para aktivis mengatakan bahwa tidak ada upaya untuk melakukannya.

"Sampai saat ini, tidak ada satu orang pun di dalam Ghouta Timur telah dievakuasi," kata Adam, menggambarkan gencatan senjata itu sebagai tindakan yang tidak jujur.

"Penembakan sedang berlangsung, dan ada bom laras yang digunakan di pinggiran Douma," tambahnya.

Kantor berita negara Suriah, SANA, mengatakan bahwa para pejuang sipil telah menembakkan beberapa roket ke jalur "koridor aman" yang seharusnya memungkinkan bagi warga sipil untuk dievakuasi.

Tim Pertahanan Sipil Suriah telah mulai memindahkan orang ke fasilitas medis. Demikian pula, Firas al-Abdullah, seorang aktivis di Ghouta Timur, memastikan bahwa setidaknya tiga kota diserang pada hari Selasa, setelah gencatan senjata mulai berlaku."Tidak ada yang pergi, tidak ada yang masuk - tidak ada yang semacam ini," katanya tentang rencana evakuasi yang diusulkan.

Warga setempat juga mencatat bahwa beberapa pesawat tempur pemerintah terbang di atas desa-desa di pinggiran Douma. Pada hari Sabtu, upaya awal untuk menerapkan gencatan senjata 30 hari di Suriah gagal, ketika sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB tidak dijunjung.

Ghouta Timur sendiri telah berada di bawah kontrol para pejuang sipil sejak 2013, setelah pemerintah Presiden Bashar al-Assad memberlakukan pengepungan di wilayah tersebut dalam upaya untuk mengusir oposisi.

Blokade tersebut telah menyebabkan kekurangan makanan dan obat-obatan, dan menyebabkan tingkat inflasi melambung tinggi, serta bantuan juga belum mampu memberikan banyak persediaan yang sangat dibutuhkan warga sipil Suriah.

Sumber: Al Jazeera News

Bagikan! Bagikan! Bagikan! Bagikan!

About Redaksi

0 comments:

Post a Comment