Foto ilustrasi RUNTHEWAY PHOTOVIDEOart |
Begitu banyak kasus tentang pertikaian dalam rumah tangga. Dari pertikaian yang bersifat sementara hingga pertikaian yang sampai berujung perceraian. Terdapat beberapa faktor yang mendorong terjadinya perceraian yang makin hari kian marak. Salah satunya adalah minimnya pengetahuan tentang rumah tangga yang seharusnya dibina dengan pola pendidikan yang baik. Karena pernikahan itu bukan hanya tentang menyatukan dua hati untuk saling mencintai, tapi lebih dari itu, pernikahan adalah menyatukan visi dan misi, yang besar kemungkinan memiliki banyak sekali perbedaan. Selain itu, pernikahan juga berbicara tentang bagaimana menyatukan dua keluarga yang memiliki karakteristik berbeda.
Mirisnya, Sebagian penyebab dari rusaknya bahtera rumah tangga adalah dikarenakan bukan pada masalah-masalah yang penting, seperti halnya perbedaan pendapat suami istri dalam mengasuh anak. Seharusnya masalah seperti ini bisa diselesaikan secara baik-baik antar keluarga. Namun kembali pada permasalahan minimnya pengetahuan tentang biduk rumah tangga itu membuat seseorang membuat keputusan yang sangat tidak tepat.
Egois dan merasa paling benar adalah penyakit hati yang harus segera dihilangkan terutama dalam mengarungi samudera rumah tangga. Semua masalah yang ada di rumah tangga bisa kita adukan kepada Allah dengan berdoa dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Al-Qur’an sudah jauh lebih dulu menjawab segala permasalahan yang ada dari zaman dahulu hingga zaman yang akan datang, dan semua itu masih sangat relevan untuk diterapkan dan diaplikasikan pada saat ini. Dengan menundukkan diri kita berharap kepada Allah atas masalah masalah yang terjadi, solusilah yang nantinya akan kita dapatkan, karena itu adalah janji Allah SWT kepada hamba-Nya. Rasulullah bersabda:
“Pada waktu malam, ada saat di mana tiada seorang Muslim dapat menemukannya lalu ia minta kepada Allah suatu kebaikan, melainkan pasti diberi-Nya, baik soal kebaikan dunia atau akhirat dan saat itu ada pada setiap malam.” (H.R. Muslim)
Mengapa kita tidak segera kembali kepada sang pencipta? Mengapa kita lebih dulu termakan hasutan setan daripada berlindung dari godaannya? Bukankah Allah SWT telah menantang iblis bahwa ia tidak akan sanggup menggoda dan mengganggu hamba-Nya yang benar-benar beriman kepada-Nya? Lantas, apakah kita tidak benar-benar beriman?
Untuk menghadapi situasi seperti ini, ketenangan menjadi hal yang lebih dulu harus kita utamakan. Dengan kasih sayang yang kita miliki terhadap pasangan kita, merupakan sebuah modal terbesar untuk saling menjaga perasaan antar pasangan. Dengan ketenangan dan ketentraman, masalah yang sebenarnya sepele tidak akan berujung pada perceraian. Allah SWT berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Ar-Rum: 21)
Sumber dari segala kebahagian adalah hati, sebaliknya sumber suatu kegelisahan adalah hati pula. Mulailah bersihkan hati dari segala macam bentuk kotoran dan penyakit yang bersarang di dalamnya. Rasulullah SAW sendiri telah menegaskan tentang hal ini di dalam sabda-nya,
“Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging. Jika ia baik, baiklah jasad seluruhnya. Jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya. Sepotong daging itu adalah hati.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Pangkal dari apa yang kita rasakan adalah hati. ia berada dalam jiwa dimana seseorang tidak bisa melihatnya secara kasat mata tapi secara jelas dapat dirasakan. Perbaikilah hati, agar tidak sekedar menjadikan masalah sepele menjadi permasalahan yang serius. Perbaikilah niat dalam membangun rumah tangga ini benar-benar karena Allah SWT. Agar rumah tangga yang akan kita persembahkan kepada peradaban akan menjadi rumah para generasi Islami kelak. (Ali Muhtadin)
0 comments:
Post a Comment